Resep Nori Rumput Laut Tradisional Sederhana Spesial Asli Enak. Ternyata nori materi kulit pembungkus Sushi, cemilan keripik nori aneka rasa atau dikenal dengan nori goreng crispy yang renyah, nori tempura, nori bubuk, rumput maritim panggang, nori gulung, nori mamasuka, nori bento, dll sanggup dibentuk sendiri dari rumput maritim lokal perairan Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh peneliti Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) berjulukan Laksmita Ayu Praphesti dengan cara meracik kedua jenis rumput maritim yakni Ulva Lactuca dan Gracilaria sp dengan alat-alat sederhana yang ada di dapur yang diberi nama INORI.
Gambar Nori Rumput Laut Tradisional Kering |
Maraknya restoran Jepang di tanah air menciptakan kebutuhan nori terus meningkat. Menurut situs Trubus Online. Nori ialah lembaran menyerupai kertas yang terbuat dari rumput laut. Para juru masak restoran khas Jepang biasanya memakai nori untuk menciptakan masakan berjulukan sushi. Makanan itu berupa nasi yang dihamparkan pada lembaran nori dengan isian lauk pauk, menyerupai masakan laut, daging, dan aneka sayuran baik segar ataupun yang sudah matang. Nasi itu kemudian digulung dan dipotong-potong.
Kini di beberapa pasar modern juga marak kudapan berupa keripik nori yang siap makan. Sayangnya semua nori itu ialah produk impor. Harap mafhum, materi baku nori ialah rumput maritim merah jenis Porphyra sp. Spesies rumput maritim itu tidak terdapat di Indonesia lantaran berasal dari perairan di negara-negara 4 demam isu atau beriklim subtropis.
Lokal
Oleh lantaran itu peneliti Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Laksmita Ayu Praphesti, menciptakan nori memakai rumput maritim lokal yang diberi nama inori. Ia menciptakan nori dari dua jenis rumput maritim sebagai materi baku, yakni Ulva lactuca dan Gracilaria sp. Ulva lactuca, biasa dikenal dengan nama selada laut, merupakan rumput maritim yang termasuk ganggang hijau. Ulva lactuca melimpah di wilayah pesisir dan maritim di daerah timur Indonesia.
Populasi gracilaria juga melimpah. Menurut dosen dan peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Fransisca Rungkat, M.Sc, Gracilaria sp salah satu rumput maritim Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak diperdagangkan di dunia, lainnya Eucheuma sp, Gelidium sp, Hypnea sp, dan Sargassum sp. “Selama ini pemanfaatan rumput maritim Indonesia gres dilakukan oleh masyarakat pesisir yang dekat dengan materi baku, sedangkan pemanfaatan oleh masyarakat luas masih sangat terbatas,” ujarnya.
Laksmita membeli materi baku rumput maritim ulva dan gracilaria dari Bengkulu dengan harga Rp10.000 per kg. “Saya memesan sebanyak 10 kg per jenis,” ujarnya. Ketika diterima masih ada sisa–sisa pasir laut. Oleh lantaran itu basuh dahulu sekitar 5 kali hingga bersih. “Bisa juga direndam cuka supaya lebih halus, kemudian bilas kembali,” ujar perempuan yang dekat disapa Hesti itu. Setelah itu kering anginkan rumput maritim sebelum digunakan.
Laksmita memakai kedua jenis rumput maritim itu biar tekstur inori buatannya menyerupai dengan nori orisinil Jepang. Jika nori hanya terbuat dari gracilaria warnanya tidak menarik. “Warna nori dari gracilaria bening, menyerupai agar–agar, ” ujar Laksmita. Sedangkan ulva menghasilkan nori tebal dan tidak rata. “Nori dari ulva permukaannya lebih agresif dan terdapat lubang-lubang kecil.” ujar alumnus jadwal studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, itu.
Jadi bubur
Selanjutnya Laksmita menghaluskan masing-masing jenis rumput maritim secara terpisah. Setelah itu campur ulva yang telah dihaluskan ke dalam air dengan perbandingan 1:1, kemudian masak selama 10 menit pada suhu 80—85°C sehingga menjadi bubur. Cara yang sama juga dilakukan untuk gracilaria. Namun, perbandingan gracilaria dengan air 1:10. Setelah itu masak gracilaria pada suhu 100°C selama 2 jam supaya jaringan rumput maritim hancur dan mengeluarkan agar-agar dari jaringannya.
Tahap selanjutnya campur bubur ulva dan glacilaria. Untuk memperkuat rasa, ia menambahkan bumbu diantaranya garam, debu bawang putih, lada dan minyak kelapa. Setelah itu tuang bubur ke dalam cetakan, kemudian keringkan dalam lemari pengering dengan suhu 50°C selama 2 jam 30 menit. Hasilnya inori buatan Laksmita berbobot 2 gram dengan ukuran 10 cm x 4 cm.
Kandungan klorofil pada ulva menciptakan penampakan inori produksi Laksmita menyerupai dengan nori komersial yang terbuat dari porphyra. Dalam pembuatan nori itu kandungan biar dalam rumput maritim gracilaria berperan sebagai materi pengikat sanggup membentuk lembaran nori yang halus dan rata. Berdasarkan hasil riset Rosi Cinditya dan Seta Ayu dari Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, menyebutkan, semakin banyak gracilaria yang digunakan, maka tekstur nori yang dihasilkan lebih rapat, tetapi keras dan kaku. Namun, jikalau gracilaria yang ditambahkan terlalu sedikit, maka nori yang dihasilkan tidak merekat.
Bergizi
Menurut Laksmita pembuatan nori sanggup dilakukan secara tradisional atau modern. Pengolahan secara tradisional dilakukan dengan mencuci rumput laut, kemudian memasaknya hingga menjadi bubur. Selanjutnya tuang bubur rumput maritim pada cetakan terus jemur hingga kering. Dalam teknologi pengolahan nori modern, proses pengeringan memakai panggangan menjadi lembaran tipis diatas cetakan. Proses pengeringannya dikendalikan sesuai kecepatan laju conveyor dan suhu pengeringan.
Berikut kumpulan diam-diam aneka kreasi dan variasi olahan resepi nori rumput maritim sajian sedap istimewa lengkap dengan cara bikin sendiri di rumah ala rumahan (Homemade) step by step anti gagal yang simple, gampang dan mudah untuk konsumsi sendiri maupun untuk jualan perjuangan bisnis aneka nori rumput maritim dan nori kw imitasi yang tebuat dari daun singkong, dari daun bayam, dll.
RESEP NORI RUMPUT LAUT
BAHAN :
- 100 gram rumput maritim Ulva segar
- 100 gram rumput maritim Gracilaria segar
- 1 buah blender
- 1 buah panci masak
- 1 buah loyang persegi panjang
- 1 buah lemari pengering atau panggangan pemanggang
- Cuci higienis rumput laut.
- Blender secara terpisah rumput maritim dan air dengan perbandingan Ulva 100 gram : 100 ml dan Gracilaria 100 gram : 1 liter.
- Rebus masing-masing gabungan rumput maritim selama 10 menit dengan suhu 50 derajat cellcius untuk mematikan mikroba.
- Campurkan kedua gabungan dengan perbandingan 1 : 1.
- Tuangkan ke dalam loyang berbentuk persegi panjang hingga rata.
- Keringkan dalam lemari pengering selama 2,5 jam. Bisa juga memakai panggangan dengan suhu 80 derajat celcius selama 5-6 jam. Beri pemanis bumbu biar rasa nori tidak masbodoh atau tanpa rasa.
- Nori rumput maritim siap dipakai atau dipasarkan untuk dijual.
Laksmita menuturkan nori sanggup menjadi salah sumber nutrisi lantaran mengandung gizi cukup tinggi. Rumput maritim kaya protein, lipid, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia. Selain itu, rumput maritim mengandung serat tinggi dan berpotensi sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, antitumor dan antioksidan. Nori sanggup dikonsumsi secara mudah dan sanggup dicampurkan sebagai materi makanan. Jika hendak memproduksi nori untuk komersial, sebaiknya kemas nori dengan kemasan menarik dan kedap udara biar kerenyahan nori tetap terjaga. Laksmita berharap di masa mendatang nori buatannya bakal menjadi pesaing nori impor yang marak di pasar.
Advertisement