-->

Cara Menciptakan Roti Kompiang Khas Manggarai

Cara Menciptakan Roti Kompiang Khas Manggarai
Cara Menciptakan Roti Kompiang Khas Manggarai
Resep Roti Kompiang Khas Manggarai, Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) Sederhana Spesial Asli Enak. Kue kompiang atau Roti Kompyang wijen merupakan buah tangan khas Ruteng, Manggarai. Penulis pernah berkunjung ke Ruteng ibukota Kabupaten Manggarai ini dan diberi buah tangan roti kompyang atau kompiang ini. Kurang tahulah orang Ruteng ada yang menyebutnya makanan ringan elok dan ada yang menyebutnya roti, tapi kalau dilihat teksturnya makanan ini yaitu roti (Bread), begitu juga namanya ada yang menyebutnya kompiang dan ada sebagian kompyang. Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

Kompiang atau Kompyang yaitu panganan lokal tradisional klasik yang sudah akrab dengan nama Manggarai - Wilayah Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur. Kompiang terbuat dari adonan tepung terigu, mentega, garam, minyak goreng, vermipan, dan wijen. Semua materi itu dicampur dengan air, sesuai takaran. Butuh waktu 12 jam untuk menyiapkan adonan dasar kompiang. Roti kompyang ini sanggup dibentuk dengan isi atau tanpa isi. Roti kompyang ini ada juga yang khas Surabaya tapi admin belum pernah mencicipinya.

 Kue kompiang atau Roti Kompyang wijen merupakan oleh CARA MEMBUAT ROTI KOMPIANG KHAS MANGGARAI
Gambar Roti Kompiang Khas Manggarai

Roti kompyang yaitu roti kuno yang berasal dari Cina Tiongkok. Konon Kompyang berasal dari nama penemunya yaitu Qi Jiguang, yang terinspirasi dari onigiri Jepang. Ketika ia memimpin tentaranya ke Fujian pada tahun 1562, perompak Jepang selalu sanggup menemukan dimana mereka beristirahat dikarenakan asap masakan. Tidak demikian dengan perompak Jepang yang membekali diri dengan onigiri. Lalu Qi Jiguang menciptakan kompyang sebagai ransum, alasannya yaitu keras dan tahan lama. Roti ini diikat di tubuh mereka sehingga mereka sanggup makan pada ketika berperang. Untuk merayakan kemenangan Qi Jiguang atas para perompak, makanan ringan elok ini dinamakan guang bing (source : NCC Bread Week).

Kompiang sanggup pribadi dimakan atau digoreng terlebih dulu. Kompiang paling nikmat disantap ketika sore hari, ditemani kopi hitam, kopi susu, atau teh hangat. Berikut belakang layar kumpulan aneka resepi kompyang gurih sajian sedap istimewa lengkap dengan cara bikin sendiri di rumah ala rumahan (Homemade) yang gampang dan mudah untuk konsumsi sendiri maupun untuk jualan perjuangan bisnis aneka roti buah tangan khas Manggarai Flores.





RESEP KOMPIANG


BAHAN ROTI KOMPIANG :
  • 250 gram tepung terigu protein tinggi
  • 175 gram air
  • 20 gram susu bubuk
  • 4 gram ragi instan
  • 3 gram garam
BAHAN OLESAN DAN TABURAN :
  • 1 butir kuning telur + 2 sdm susu cair
  • Wijen putih secukupnya
CARA MEMBUAT ROTI KOMPIANG :
  1. Campurkan terigu, susu bubuk dan ragi instan. Aduk rata.
  2. Masukkan bertahap air sambil terus diaduk hingga rata. Masukkan garam, aduk rata.
  3. Tutup adonan dengan plastik, kemudian diamkan selama 30 menit.
  4. Takar adonan kira -kira 50 gram, bentuk bundar dan tata di loyang yang sudah dioles margarin. Beri materi olesan dan taburi dengan wijen putih.
  5. Panggang dalam panggangan suhu 170'C selama 30 menit hingga matang dan berwarna kecoklatan. Angkat,
  6. Sajikan.

News Kompiang Kue China Rasa Manggarai :

Menurut situs informasi Ruteng, Floresa.co. Kompiang, nama makanan ringan elok berbentuk oval ini sudah tak gila lagi bagi sebagian besar masyarakat Manggarai. Warna coklat yang dimilikinya terbentuk oleh pembakaran di atas bara atau oven. Di salah satu sisinya ada butiran-butiran kecil yang disebut longa. Maka namanya pun menjadi kompiang longa.

Ketika orang-orang bepergian ke luar dari Manggarai, kompiang seakan sudah menjadi ole-ole wajib. Bagi warga Manggarai di perantauan, rasanya belum afdol kalau tak bawa kompiang ketika kembali dari liburan.

Tapi taukah Anda sejarah asal-usul kompiang? Harianto, pemilik toko Tarsan yang juga satu-satunya produsen kompiang di Ruteng menuturkan, kompiang mulai muncul di kota Ruteng pada tahun 1983-1984. Saat itu, ibunya terinspirasi menciptakan makanan ringan elok khas China di Manggarai.

“Mama saya dulu menciptakan kompiang ini, karena dipesan dari salah satu dinas di Kabupaten Manggarai,” kisah Harianto anak dari pembuat Kompiang, kepada Floresa.co, di Ruteng, Rabu (12/11/2014).

Di negeri China sendiri, makanan ringan elok serupa bentuknya sedikit berbeda. Ada lubang di bab tengahnya.Namun, Ibu Harianto, yang pertama kali menciptakan kompiang di Manggarai memodifikasinya dengan menghilangkan lubangnya.

Harianto meceritakan ide menciptakan kompiang ini bermula dari kebangkrutan orang bau tanah ibunya yang menjadi kontraktor proyek pemerintah ketika itu. “Saya masih ingat ketika itu, Kompiang kami jual dengan harga Rp 25 per bijinya,” kenang Harianto.

Dulu kata dia, cara pembuatannya pun masih sagat tradisional. Keluarganya menciptakan kompiang di atas tungku api selama 11 hingga 12 jam . Biasanya dilakukan malam hari.

“Keesokan harinya kami sudah berjual keliling. Saya masih ingat ketika itu saya masih SD membantu ibu berjualan ketika pulang sekolah,” kata Harianto. Saat itu, menurutnya, omzet tiap hari rata-rata Rp 50.000.

Seiring waktu, kompiang makin dikenal. Perlataan dalam proses pembuatannya pun terus berkembang. “Sekarang hanya membutuhkan waktu tiga setengah jam makanan ringan elok kompiang sudah siap jual. Tapi tetap menjaga kualitas dan keasliannya,” tuturnya. Omzet penjualannya pun bertambah banyak. Saat ini sehari, kata Harianto sanggup meraup pendapatan Rp 1 juta-Rp 2 jutaan.

Orang Manggarai yang hendak bepergian, biasanya selalu membawa kompiang, di samping ole-ole lain, yang juga khas Manggarai, menyerupai ikan cara.

Layaknya bisnis yang lain, perjuangan kompiang ini kata beliau juga menghadapi banyak tantangan. Diantaranya, makin banyak orang yang melaksanakan imitasi atau menciptakan produk serupa. Namun, itu tak menyurutkan semangatnya. Bagi dia,kompiang yang dibuatnya tetap mempunyai kekhasan. Karena itu, beliau pun enggan mengembangkan racikan kompiang miliknya.Karena makin ketatnya persaingan, ke depan beliau berencana menggiatkan penjualan di tiap-tiap terminal bus di Manggarai. Saat ini, kata dia, kebanyakan para pembeli data sendiri ke tokohnya.

“Setiap orang dari luar dan orang Manggarai yang mau keluar akan beli sendiri di sini sebagai ole-ole,” tuturnya.

Dia juga belum berencana untuk mengembangkan model kemitraan dengan pihak lain dalam memasarkan produk kompiangnya. “Model kerja kita masih berjualan sendiri,” ujarnya.
Advertisement