Resep Selai Rosella Seros Sederhana dari Kelopak Bunga Rosella Spesial Asli Enak. Bunga rosella murah selain bisa dibentuk teh rosella, jeli atau jelly, manisan sirup atau syrup, dan sebagainya juga bisa dibikin selai atau jam dalam bahasa Inggris bisa untuk aneka macam keperluan untuk olesan roti tawar, isi roti bakar, isi roti panggang, isi roti kukus, isi roti manis rosela, isi nastar sebagai pengganti selai nanas atau materi isian kuliner ringan manis kering dan kuliner ringan manis berair lainnya baik tradisional maupun modern. Mungkin Anda pernah mencoba merasakan rasa sele Tante Cecile Selai Rosella Premium harga hemat murah meriah.
Gambar Selai Rosella Seros Merah |
Menurut situs Wikipedia. Rosela, rosella, asam paya, asam kumbang dan asam susur atau Hisbiscus sabdariffa, yaitu spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga manis untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di demam isu cuek dan minuman cuek di demam isu panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela, sementara di Jamaika, dibentuk salad buah yang dimakan mentah. Adakalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kuliner ringan manis sehabis dimasak dengan gula. Di Mesir, rosela diminum cuek pada demam isu panas dan diminum panas dikala demam isu dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian dengan adonan garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan imbas mabuk dan mencegah batuk. Tak jarang, rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori ibarat gula jagung. Selain itu, bubuk biji bunga rosela juga sanggup dijadikan adonan minuman kopi.
Penamaannya Di Indonesia, tumbuhan ini dikenal dengan nama rosela atau rosella sedangkan di Australia, rosela ini dikenal sebagai rosella atau buah rosella (rosella fruit). Di belahan dunia lain rosela dikenal dengan cannabinus hibiscus juga dikenal sebagai meśta / meshta di India , Tengamora di Assam, Gongura dalam bahasa Telugu, Pundi di Kannada, LalChatni atau Kutrum di Mithila, Mathipuli di Kerala, dagu baung di Myanmar, krajeab (กระเจี๊ยบ) di Thailand, bissap di Senegal, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Ghana, Benin, Niger, Kongo dan Perancis, dah atau dah bleni di bab lain dari Mali , wonjo di Gambia, zobo di barat Nigeria, Zoborodo di Nigeria Utara, Chaye-Torosh di Iran, karkade (كركديه) oleh bangsa Arab ibarat di Mesir, Arab Saudi, dan Sudan, omutete di Namibia, sorrel di Karibia dan di Amerika Latin, Flor de Jamaica di Meksiko, Saril di Panama, rosela, rosella, roselle, asam paya atau asam susur di Malaysia[2]. Bangsa Cina menyebutnya dengan 洛神花 (Luo Shen Hua). Di Zambia dalam bahasa ciBemba tumbuhan disebut lumanda, katolo dalam bahasa kiKaonde, atau Wusi dalam bahasa chiLunda.
Produksi Cina dan Thailand merupakan produsen terbesar yang mengendalikan sebagian dari pasokan dunia. Thailand berani berinvestasi dalam memproduksi rosela dan produk rosela mereka yaitu termasuk ke dalam produk yang berkualitas unggul. Sedangkan produk rosela di China sepertinya agak kurang unggul, kurang terkontrol, kurang handal dan terpercaya dibandingkan dengan Thailand[3]. Namun produksi rosela terbaik berasal dari Sudan, namun dengan kuantitas yang masih rendah dan pengolahan produk yang jelek menghambat kualitas sehingga masih kurang maksimal. Rosela juga diproduksi secara umum di Meksiko, Mesir, Senegal, Tanzania, Mali dan Jamaika yang juga termasuk dalam pemasok penting, namun akan tetapi produksi tersebut masih dikonsumsi oleh penduduk dalam negeri.
Di anak benua India khususnya di wilayah Delta Sungai Gangga, rosela banyak dibudidayakan sebagai serat nabati. Rosela oleh masyarakat lokal disebut Meśta di wilayah tersebut (atau meshta, huruf 'ś' memperlihatkan bunyi sh/sy ibarat pada kata she dalam bahasa Inggris dan syukur dalam bahasa Indonesia). Sebagian besar produksi serat yang dihasilkan dari rosella dikonsumsi secara lokal. Namun serat (serta stek atau puntung) dari tumbuhan rosella mempunyai undangan besar di aneka macam serat alami dalam dunia industri.
Rosela atau asam paya merupakan tumbuhan yang relatif gres dalam dunia industri di Malaysia. Rosela diperkenalkan pada awal 1990-an dan penanaman komersial pertama kali dipromosikan pada tahun 1993 oleh Departemen Pertanian di Terengganu. Areal yang ditanami yaitu sekitar 12,8 ha (30 hektaree) pada tahun 1993, tetapi sanggup terus meningkat menjadi 506 ha pada (1.000 hektaree) pada tahun 2000. Areal yang ditanami kini kurang dari 150 ha (400 hektare) per tahun, di Malaysia umumnya rosela ditanam dengan dua varietas utama. Terengganu yaitu wilayah yang pertama dan dipersiapkan untuk menjadi produsen terbesar di Malaysia, namun produksi rosela kini telah menyebar ke wilayah-wilayah lain di Malaysia. Walaupun luas lahan semakin berkurang selama satu dekade terakhir atau lebih, rosela menjadi semakin dikenal oleh masyarakat luas sebagai minuman kesehatan yang penting di Malaysia. Untuk sebagian kecil, rosela juga diolah menjadi acar manis, jeli dan juga selai rosella yang manis dan enak.
Khasiat dan manfaat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik, aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan peresapan alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di aneka macam negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh, ibarat vitamin C, vitamin A, protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela mempunyai kegunaan sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang, konsumsi rosela dipakai sebagai salah satu cara gres untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis bisa mengurangi jumlah plak yang melekat pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga mempunyai potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini memperlihatkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu acara diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan sanggup dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar.
Ditinjau berdasarkan sudut pandang medis modern (kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur memperlihatkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini :
- Sebagai Terapi Hipertensi. Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, bisa menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan derma captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibentuk dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang (Haji Faraji, 1999).
- Asam Urat dan Kesehatan Ginjal. Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah secara prosedur normal badan akan dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung usang akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini sanggup memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin pada 36 laki-laki yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon, 1994).
- Khasiat Lebih jauh. Rosela diketahui mempunyai kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan yang dikandung rosela tersebut mempunyai acara 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, memperlihatkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang bisa menawarkan proteksi terhadap aneka macam penyakit degeneratif (akibat proses penuaan) ibarat jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan adanya kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin pada rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya yaitu dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung elektron ibarat guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA gampang terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas ibarat kanker dan jantung koroner. Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam agresi radikal bebas yang menyerang molekul badan yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya prosedur tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan bencana penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti sanggup menurunkan kadar trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap imbas kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago rosela mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap maag, alasannya yaitu kemungkinan mempunyai imbas merugikan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
- Aneka minuman yang terbuat dari bunga rosela. Kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan akan besar lengan berkuasa terhadap efektifitas kandungan zat dalam rosela. Tentu saja hal tersebut bisa menurunkan kemanfaatan terhadap badan dan imbas dari mengonsumsi rosela ibarat yang kita harapkan tidak muncul. Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat aktif dalam rosela gotong royong sangat gampang untuk dikenali. Rosela yang telah hilang kemanfaatannya dikenali melalui warna dari seduhan kelopak rosela. Tidak adanya warna merah anggur khas rosela dalam seduhannya memperlihatkan antosianin (zat aktif dalam rosela, red.) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada hasil olahan rosela yang berbentuk sirup dalam botol beling bening yang terkena sinar matahari langsung. Selain rosella merah masih ada macam-macam jenis warna bunga rosella ini, diantaranya, rosella ungu dan rosela putih. Baca juga artikel cara mengolah bunga rosella menjadi minuman.
- Teh. atau kelopak bunga rosella kering. Untuk mendapat khasiat terbaik dalam kelopak rosela gotong royong tidak sulit. Untuk mendapat teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari semoga memudahkan pemisahan pengecap kelopak dengan bijinya. Kemudian basuh air higienis dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, kalau gampang menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih sampai larut dan air berkembang menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori ibarat gula jagung. Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar rosela yang telah dicuci sanggup pribadi diseduh dengan air panas. Di Afrika, khususnya di Sahel, rosela umumnya dipakai untuk menciptakan teh manis herbal yang biasa dijual di jalanan. Bunga-bunga kering sanggup ditemukan di pasar-pasar setempat. Teh Rosella juga cukup gampang dijumpai di Italia, di mana tumbuhan ini menyebar pada dekade pertama era ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan Tobago di mana banyak diproduksi bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman teh dikombinasikan dengan bir. Di Thailand, Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal ini juga sanggup dibentuk menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh herbal yang dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan sebagai berry-flavored, alasannya yaitu rosella bisa menawarkan warna merah cerah untuk kuliner dan minuman. Baca juga artikel cara mengolah bunga rosella menjadi teh.
- Selai. Di Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. Rosela juga bisa dibentuk salad buah yang dimakan mentah. Dapat juga dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kuliner ringan manis sehabis dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal disuguhkan sebagai minuman tradisional dikala natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula kemudian ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’ itu berasa, beraroma, dan berwarna ibarat minuman anggur.
- Sayuran. Dalam masakan Andhra, cannabinus Hibiscus atau rosella disebut dengan nama Gongura yang secara luas dipakai sebagai masakan. Daun rosella diolah dengan cara dikukus bersama dengan lentil dan dikonsumsi sebagai Dal atau bubur. Masakan tersebut juga dicampur dengan rempah-rempah dan dibentuk menjadi Pacchadi.
- Obat. Banyak bab dari tumbuhan juga diklaim mempunyai nilai herbal dalam hal obat-obatan. Mereka telah dipakai untuk tujuan pengobatan ibarat Meksiko melalui Afrika, dan juga dari India sampai menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat tradisional dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit ibarat hipertensi dan abses kanal kemih. Baca artikel cara mengolah bunga rosella menjadi obat dan cara mengolah bunga rosella untuk kesehatan.
Fitokimia (senyawa pada tumbuhan). Tanaman ini mengandung antosianin, asam protosatekuat, asam askorbat, ekstrak saliks, glikosida cardiac, flavonoid, saponin, alkaloid, sardenoleda, anthocyanins delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside, Rosella kering mengandung flavonoid gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine. Pigmen utama yang sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah diidentifikasi sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin 3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside), dan delphinidin juga terdapat pada tumbuhan ini.
Pembuatan selai dilakukan untuk menghasilkan 50 botol setiap harinya yang akan dijual seharga Rp 15.000,00/botol dengan berat higienis 200 ml. Bahan baku yang dipakai yaitu kelopak bunga rosella, gula pasir, garam, air, agar-agar, dan vanili. Bahan formulasi pembuatan selai rosella untuk 1 hari sanggup dilihat dengan komposisi materi di bawah. Berikut diam-diam kumpulan aneka resepi selai rosella premium sajian sedap istimewa lengkap dengan cara bikin sendiri di rumah ala rumahan (Homemade) yang simple gampang dan mudah untuk konsumsi sendiri maupun untuk jualan perjuangan bisnis aneka selai komplit.
RESEP SELAI ROSELLA (SEROS)
BAHAN :
- 5 kg kelopak bunga rosella
- 7,5 kg gula
- 10 liter air
- 220 gram agar-agar
- 100 gram vanili
- 50 gram garam
- Baskom
- Blender
- Pisau
- Talenan
- Panci
- Kompor
- Timbangan
- Saringan
- Botol kemasan
- Sendok
- Kelopak Sortasi dicuci sampai higienis diblanching suhu 80 o C selama 2 menit.
- Kemudian diblender sampai halus.
- Dimasak pada suhu 100 o C sampai mendidih gula, agar-agar. Diaduk sampai mengental pada suhu 70 o C. Didinginkan sampai suhu 40 o C Vanili +.
- Dikemas boto beling dan diberi label Selai Rosella Premium semoga supaya laku manis dan bisa dijual dengan harga mahal.
- Sajikan atau siap dijual.
Advertisement